Download Khutbah Terbaru : Peristiwa Penting Di Bulan Rabiul Awal
Khutbah
Pertama:
الْحَمْدُ للهِ
وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى.
وَأَشْهَدُ
أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّـدِنَـا
مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيّ الْأُمِّـيِّ وَعَــلـٰى
أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ تَسْلِيْاً كَثِيْرًا
أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا
أَيُّهَاالنَّاسُ, أُوْصِيكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَ طَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
((يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ))
وَقَدْ قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ, بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
((يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا))
Hadirin yang dirahmati Allah ,
marilah kita bersyukur ke
hadirat Allah Swt . atas semua nikmat yang kita terima ,
baik berupa nikmat lahiriah
maupun batiniah . nikmat lahiriah
berupa kesehatan , kondisi fisik yang normal , sampai rezeki untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari - hari . Juga nikmat batiniah berbentuk akal dan pikiran yang berfungsi
sebagaimana mestinya , tanpa gangguan . Yang lebih penting dari itu semua ,
adalah nikmat keimanan
dan keislaman kita . Semoga nikmat itu selalu ada dalam diri kita.
Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw .
, yang telah mengajak umat manusia menuju keselamatan di dunia dan keselamatan
di akhirat. Semoga bacaan salawat yang kita haturkan ini menjadikan kita diakui
sebagai umat beliau . Semoga kita akan memperoleh syafaat dari beliau di yaumil
qiyamah nanti . Amin ya Rabbal ' alamin .
Tak
lupa pula selaku khatib kami berwasiat, Marilah senantiasa kita berupaya
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Taqwa yang
membuat kita mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Taqwa yang
membuat kita mencintai Rasulullah dan meneladaninya. Sebab melalui Rasulullah
lah kita tahu apa yang diperintahkan Allah dan apa yang dilarang-Nya.
Hadirin yang dirahmati Allah ,
Kita masih berada di bulan
Rabiul Awal. Bulan Maulid. Bulan kelahiran Rasulullah Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Namun lebih dari itu, ada sejumlah peristiwa penting yang
terjadi pada bulan ini. Tiga di antara peristiwa terpenting pada bulan Rabiul
Awal ini adalah kelahiran Rasulullah, hijrah ke Madinah dan wafatnya
Rasulullah.
Tiga peristiwa inilah yang
insya Allah menjadi pengingat kita dalam Khutbah Jumat kali ini.
Pertama, Rabiul Awal adalah bulan maulid. Bulan lahirnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menurut jumhur ulama. Tepatnya pada hari Senin
tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir
rahimahullah dalam Sirah Nabawiyah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan:
“Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dilahirkan pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin,
wafat pada hari Senin, keluar hijrah dari Makkah ke Madinah pada hari Senin,
tiba di Madinah pada hari Senin dan mengangkat hajar aswad (untuk diletakkan di
tempatnya) juga pada hari Senin.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam Al-Kabir)
Keajaiban saat kelahiran
Rasulullah yang bersumber dari hadits shahih, kata Syaikh Mahmud Al Mishri
adalah ibunda Nabi melihat cahaya keluar darinya dan menyinari istana-istana
Romawi di negeri Syam saat Rasulullah dilahirkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Aku adalah doa ayahku Nabi
Ibrahim, kabar gembira Nabi Isa dan ibuku melihat cahaya keluar darinya
menerangi istana-istana di Syam” (HR. Ahmad dan Hakim)
رَأَتْ أُمِّي حِينَ وَضَعَتْنِي سَطَعَ
مِنْهَا نُورٌ فَضَاءَتْ لَهُ قُصُورُ بُصْرَى
“Ibuku melihat cahaya terang
yang dapat menerangi istana-istana di Basrah (Syam) ketika melahirkanku.” (HR.
Ibnu Sa‘ad)
Ibnu Rajab rahimahullah
mengatakan terkait hadits ini, “Keluarnya cahaya saat lahirnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebuah indikasi atas apa yang akan datang
bersamanya. Yakni cahaya yang dijadikan petunjuk oleh penduduk bumi dan
hilangnya syirik dari muka bumi.”
Dan benar. Hanya dalam waktu
22 tahun 2 bulan 22 hari setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus
menjadi Rasul, cahaya tauhid tersebar ke seluruh jazirah Arab. Dan hari ini,
kita mendapati lebih dari 1,7 miliar penduduk dunia adalah muslim.
Hadirin yang dirahmati Allah ,
Yang
ke 2, Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan hijrahnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Di saat semua sahabat telah berhijrah
ke Madinah, hanya tinggal Rasulullah dan Abu Bakar yang belum berangkat. Beliau
menunggu perintah Allah, kapan waktu yang tepat untuk berangkat.
Setelah turun perintah Allah,
Rasulullah dan Abu Bakar pun berangkat ke Madinah, setelah malamnya Ali bin Abu
Thalib menggantikan beliau di tempat tidur untuk mengecoh kafir Quraisy yang
akan membunuhnya.
Rasulullah dan Abu Bakar pergi
ke Madinah dengan mengambil rute yang tidak biasanya. Mereka berdua bersembunyi
di Gua Tsur terlebih dahulu untuk menghindari pengejaran oleh kaum kafir
Quraisy.
Ibnu Katsir rahimahullah
menerangkan bahwa Rasulullah tiba di Madinah tepat pada hari Senin tanggal 12
Rabiul Awal.
Dan
yg ke-Tiga, Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan wafatnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Pof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi di dalam bukunya
Sirah Nabawiyah menjelaskan bahwa beliau wafat pada hari Senin tanggal 12
Rabiul Awal tahun 11 hijriyah dalam usia 63 tahun.
Kaum muslimin sangat sedih di
hari itu hingga Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Saat Rasulullah tiba di
Madinah, itulah hari yang menyinari segala sesuatu. Saat beliau wafat, itulah
hari yang membuat segalanya gelap.”
Menjelang beliau wafat, yang
paling beliau pikirkan adalah umatnya. Maka beliau pun mengucapkan “ummati..
ummati…” Beliau sangat mengkhawatirkan umatnya. Umat yang selama ini
dibela dan diperjuangkan. Umat yang selama ini senantiasa dibinanya. Umat yang
selama ini dikasihinya.
Hadirin yang dirahmati Allah ,
Kelahiran Rasulullah adalah
rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau
sudah memikirkan tentang umat manusia. Mengapa mereka tersesat, mengapa mereka
saling menindas. Dan mengapa tatanan kehidupan masyarakat demikian jahiliyah.
Dan setelah beliau diangkat
menjadi Rasul, sejak saat itu beliau senantiasa berjuang untuk menyelamatkan
umatnya dari kejahiliyahan dan kesesatan yang bisa menjebloskan mereka masuk
neraka.
Allah menggambarkan kecintaan
dan kasih Rasulullah kepada umat dalam firman-Nya:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا
عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin” (QS. At Taubah: 128)
Begitu berat terasa oleh beliau penderitaan umat sehingga beliau
bersedia menebus dan meringankan penderitaan itu. Misalnya sakaratul maut yang
demikian berat. Saat menjelang wafat, putri beliau Fatimah radhiyallahu ‘anha
bertanya, “apakah sakaratul maut sakit ya Rasulullah.” Rasulullah justru
meminta kepada Allah agar sakitnya sakaratul maut umat ditanggung beliau.
Andaikan beliau tidak menanggung sebagian sakaratul maut
umatnya, tentu sakaratul maut yang dirasakan umat ini sangat berat.
Berlipat-lipat dari sakitnya sakaratul maut sekarang. Namun, demi meringankan
penderitaan umatnya, Rasulullah menanggung itu semua.
Beliau sangat menginginkan keimanan dan keselamatan umat. Maka
beliau siang malam berdakwah. Siang malam berdoa. Bahkan, ketika disakiti oleh
kaumnya, hal itu tidak menghentikan dakwah beliau.
Peristiwa yang paling menyakitkan beliau terjadi di Thaif. Saat
itu, dalam kondisi sedih karena ditinggal wafat istri tercinta Khadijah
radhiyallahu ‘anha dan Abu Thalib paman sang pembela serta permusuhan sengit
kafir Quraisy sepeninggal keduanya, Rasulullah berdakwah ke Thaif.
Bukannya diterima dengan baik, penduduk Thaif malah mengusir
beliau dan melemparinya dengan batu. Dalam kondisi demikian, malaikat Jibril
dan malaikat penjaga gunung datang.
“Wahai Rasulullah, Allah telah mengetahui perlakuan penduduk
Thaif kepadamu. Jika engkau mau, aku timpakan dua gunung ini kepada mereka,”
kata malaikat penjaga gunung.
Apa jawaban Rasulullah? “Tidak. Justru aku berharap keturunan
mereka akan menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.”
Masya Allah… inilah akhlak agung Rasulullah yang senantiasa
mengharap keselamatan untuk umatnya. Beliau tidak mau umatnya diazab. Beliau
maunya umat mendapat hidayah dan masuk surga bersama-sama.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Rasulullah sangat penyayang kepada orang-orang mukmin. Karenanya
beliau menyimpan doa pamungkas sebagai syafaat di akhirat kelak. Ketika
orang-orang kepanasan, kehausan dan ketakutan di padang mahsyar, Rasulullah
akan memanggil umatnya untuk diberi minum di telaga kautsar beliau. Orang yang
telah minum dari telaga itu takkan kehausan lagi selama-lamanya.
Dan di saat semua manusia bingung berharap pertolongan, mereka
mendatangi sejumlah Nabi mulai Adam, Musa, hingga Isa, semuanya tak ada yang
bisa memberikan syafaat. Akhirnya mereka semua datang kepada Nabi Muhammad dan
beliau pun memberikan syafaat kepada umatnya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Jika demikian besar cinta Rasulullah kepada kita, lantas bagaimana cinta kita kepada beliau?
Di bulan Rabiul Awal ini, marilah kita merenung dan
bermuhasabah.
Sudahkah kita memperbanyak sholawat kepada beliau? Sebab di
antara tanda cinta adalah banyak menyebut nama kekasihnya. Dan sebaik-baik
menyebut nama Rasulullah adalah dengan bershalawat kepada beliau. Satu shalawat
akan diganjar dengan sepuluh kebaikan, dihapuskan sepuluh dosa dan diangkat
sepuluh derajat. Siapa yang paling banyak shalawatnya, dialah yang paling
berhak mendapat syafaat Rasulullah di akhirat kelak.
أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ
صَلاَةً
“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat
adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi)
Selanjutnya, sudahkah kita berusaha untuk meneladani beliau?
Sebab bukti cinta paling konkrit kepada Rasulullah adalah dengan meneladani
beliau.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah”
(QS. Al Ahzab: 21)
Mudah
mudahan, kita semua dapat istiqomah dalam kebaikan, dan dapat meneladani akhlaq
Rasulullah Muhammad SWA . Amin ya rabbal
alamiin
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ
عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
مَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا
اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ .
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ
إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ
وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ
وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً
وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً
لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا
آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
. وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar